IKAN PAIS (SEBUAH KAJIAN EKOLINGUISTIK TERHADAP MAKANAN TRADISIONAL BENGKULU)
DOI:
https://doi.org/10.33884/basisupb.v6i1.1027Abstrak
Abstrak
Pentingnya bahasa dalam hubungannya dengan lingkungan dan budaya menjadikan bahasa sebagai unsur penting dalam penelitian lingkungan alam dan sosial. Berbicara mengenai budaya dan alam dalam kajian ekolinguistik tidak lepas dari local genius yang menjadi kekayaan suatu bangsa termasuk dalam hal ini adalah kuliner tradisional yang secara sengaja (culturally) atau tidak disengaja (naturally) memiliki keterkaitan dengan alam sekitar yang melingkupi suku/bangsa pembuat kuliner tersebut. Salah satu kuliner tradisional asal Bengkulu, yaitu Ikan Pais menjadi salah satu bentuk budaya setempat (local genius) yang terwujud dari penggunaan beberapa benda lainnya berhubungan dengan lokasi pembuatan kuliner tersebut. Penulis mengangkat topik Ikan Pais sebagai local genius dalam penelitiannya yang dianalisis menggunakan sudut pandang ekolinguistik. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan deskripsi yang lengkap dan sahih tentang bentuk, makna, fungsi, dan nilai yang terkandung dalam benda-benda local genius kuliner tradisional Ikan Pais. Penelitian ini mengacu pada teori-teori linguistik umum dan ekolinguistik yang berhubungan dengan bentuk, makna, fungsi, dan nilai, antara lain teori yang dikemukakan oleh Chomsky (dalam Van Valin dan LaPolla (1997), Lyons (dalam Djajasudarma, 2009), Suryadi et al (2002), Edward Sapir, Peter Finke, dan Einar Haugen (dalam Fill dan Mühlhaüsler, 2001), serta berbagai pandangan lain yang mempunyai korelasi dengan penelitian ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode cakap, metode simak, dan metode kepustakaan. Metode cakap adalah percakapan dan terjadi kontak antara peneliti selaku peneliti dengan penutur selaku nara sumber. Metode simak adalah penyimakan terhadap bahasa yang digunakan (Sudaryanto, 1988). Sedangkan metode kepustakaan adalah pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan (Nazir dalam Agung, 2011). Dengan demikian, hasil yang diharapkan adalah berupa pemerian terhadap aspek tersebut dipandang dari disiplin ekolinguistik.
Keywords: ikan pais, local genius, ekolinguistics